Sleman, RadarYogyakarta.com – Suasana pertandingan antara PSS Sleman melawan Persija Jakarta diwarnai aksi suporter yang membentangkan dua spanduk raksasa berisi kritik tajam terhadap manajemen klub. Aksi ini berlangsung di area pagar tribun stadion sebagai bentuk kekecewaan atas performa tim sepanjang musim ini.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Sleman Harda Kiswaya menyatakan bahwa kritik dari para pendukung PSS merupakan ekspresi kepedulian dan kecintaan mereka terhadap tim kebanggaan Sleman itu.
“Itu bentuk kasih sayang mereka pada PSS. Kalau tidak peduli, mereka tidak akan bersuara. Ini harus menjadi alarm bagi manajemen untuk berbenah,” ujar Harda kepada awak media, Senin (19/5/2025).
Menurutnya, protes yang disampaikan oleh suporter merupakan wujud harapan agar PSS bisa segera berbenah dan memperbaiki performa ke depan. Ia berharap manajemen klub mampu memahami isi pesan tersebut dan menjadikannya sebagai motivasi untuk memperbaiki sistem pengelolaan tim.
“Kalau manajemen bisa memahami pesan itu, saya yakin PSS akan bisa lebih baik dan bersaing di kompetisi mendatang,” imbuhnya.
Harda juga mengakui bahwa kritik dari publik tak lepas dari anjloknya performa PSS Sleman musim ini. Tim berjuluk Super Elja itu harus berjuang keras keluar dari zona degradasi dan bertahan di kasta tertinggi sepak bola nasional.
“Ya saya memahami, karena performanya memang menurun cukup signifikan. Mereka sekarang sedang berjuang untuk bisa tetap bertahan di Liga 1. Mohon doa dari semua pihak,” tuturnya.
Saat ini, PSS Sleman tinggal menyisakan satu laga penentuan di BRI Liga 1 musim 2024/2025. Meskipun posisi tim belum aman, masih ada peluang untuk selamat dari degradasi dengan beberapa skenario.
Harda pun menegaskan optimisme terhadap peluang PSS bertahan. “Insyaallah, saya yakin PSS bisa selamat,” ucapnya yakin.