JOGJA, Radaryogyakarta.com – Kabar rencana penutupan Plengkung Gading, salah satu ikon bersejarah di Yogyakarta, menjadi perbincangan hangat di media sosial. Salah satu unggahan yang memantik diskusi luas berasal dari akun X @titiknol_jogja, yang menyebutkan bahwa penutupan ini akan berdampak pada pedagang kuliner dan penyedia hiburan seperti odong-odong di kawasan Alun-Alun Kidul.
Terkait wacana tersebut, pihak Keraton Yogyakarta akhirnya memberikan tanggapan resmi. Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi, membenarkan adanya rencana penutupan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa langkah ini masih dalam tahap uji coba.
“Ini baru uji coba. Untuk waktunya kapan dimulai dan sampai kapan, saya belum tahu pasti,” ujar Gusti Mangkubumi saat dikonfirmasi.
Bagian dari Upaya Menjaga Kawasan Sumbu Filosofi Jogja
Menurut GKR Mangkubumi, alasan di balik rencana penutupan Plengkung Gading adalah upaya untuk menjaga kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Kawasan ini memiliki nilai historis dan filosofis yang erat kaitannya dengan identitas budaya Kota Gudeg.
“(Penutupan) ini bagian dari penataan kawasan Sumbu Filosofi. Hal ini penting untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang ada,” tambahnya.
Namun, detail teknis mengenai pelaksanaan uji coba tersebut, termasuk durasi dan metode penutupan, belum dijelaskan secara rinci.
Relokasi Pedagang Menjadi Sorotan
Wacana penutupan Plengkung Gading turut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang kuliner dan penyedia hiburan di sekitar Alun-Alun Kidul. Mengenai hal ini, Gusti Mangkubumi mengakui bahwa para pedagang kemungkinan akan terdampak, meski ia memastikan bahwa langkah tersebut tidak akan dilakukan secara tiba-tiba.
“Kami tidak bermaksud mengusir mereka. Penataan akan dilakukan dengan baik. Saat ini, pendataan masih berlangsung untuk mencari solusi terbaik, termasuk kemungkinan relokasi,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa kawasan Alun-Alun Utara menjadi salah satu area yang kemungkinan akan ditata ulang. Meski demikian, belum ada kepastian terkait lokasi relokasi bagi para pedagang yang terdampak.
Proses Penataan Masih dalam Tahap Awal
Keraton menegaskan bahwa rencana penutupan ini masih dalam tahap awal dan bersifat sementara untuk uji coba. Dalam prosesnya, pihak terkait akan memastikan bahwa penataan kawasan tidak merugikan para pedagang dan masyarakat.
“Kami masih mendata dan akan mengatur semuanya. Ini bagian dari upaya untuk menciptakan kawasan yang lebih tertib dan tetap menghormati nilai budaya,” tutup GKR Mangkubumi.
Respons Publik Beragam
Kabar ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian mendukung langkah Keraton untuk menjaga kelestarian Sumbu Filosofi, sementara lainnya khawatir akan dampaknya terhadap mata pencaharian pedagang kecil di kawasan tersebut.
Dengan wacana ini, masyarakat berharap adanya sosialisasi yang jelas dan solusi komprehensif dari pihak terkait agar semua pihak dapat memahami serta mendukung langkah tersebut. Penataan kawasan bersejarah seperti Plengkung Gading diharapkan tetap memadukan aspek pelestarian budaya dengan keberlanjutan ekonomi masyarakat sekitar