Jakarta, RadarYogyakarta.com – Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, terus mematangkan persiapan mereka untuk bertanding di turnamen bergengsi HSBC BWF World Tour Super 1000 All England 2025 yang akan digelar di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret mendatang.
Pasangan yang saat ini menempati peringkat keempat dunia tersebut berambisi mempertahankan gelar juara mereka dan mencetak hattrick di turnamen bulu tangkis tertua ini.
“Target kami tentu ingin memberikan yang terbaik. Apalagi tahun lalu kami berhasil juara, semoga tahun ini bisa meraih gelar ketiga kalinya,” ujar Fajar saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu.
Pada dua edisi sebelumnya, Fajar/Rian tampil sangat mengesankan, berhasil meraih gelar juara All England. Pada 2023, mereka menumbangkan senior mereka, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dengan skor 21-17, 21-14. Kemudian pada 2024, mereka berhasil mempertahankan gelar setelah mengalahkan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dengan skor 21-16, 21-16.
Namun, mereka menyadari bahwa persaingan di sektor ganda putra semakin ketat, terutama dengan munculnya pasangan-pasangan muda yang semakin menjanjikan tahun ini.
“Setelah Olimpiade Paris 2024, banyak pasangan baru usia 20-an yang mulai menunjukkan perkembangan, seperti dari China dan Malaysia. Persaingan akan semakin sengit, apalagi kami juga tidak muda lagi,” ungkap Fajar.
Pada tur Eropa, setidaknya ada empat turnamen penting yang berlangsung, yaitu All England, German Open, Orleans Masters, dan Swiss Open. Namun, Fajar/Rian hanya fokus pada All England, mengingat turnamen lainnya berstatus Super 300.
Fajar/Rian menjelaskan bahwa keputusan untuk hanya mengikuti All England dalam tur Eropa merupakan bagian dari strategi PBSI, mengingat padatnya jadwal di kalender BWF.
Menurut regulasi BWF, pemain yang berada di peringkat 15 besar dunia untuk tunggal dan 10 besar untuk ganda diwajibkan mengikuti minimal 12 turnamen sepanjang tahun, yang terdiri dari empat turnamen Super 1000, enam turnamen Super 750, serta dua turnamen dari kategori Super 500.
“PBSI sudah merencanakan jadwal kami dengan sangat padat, dari Januari hingga akhir tahun. Kami diwajibkan mengikuti sekitar 12 turnamen, belum termasuk Piala Sudirman dan Kejuaraan Asia. Bisa jadi totalnya mencapai 15 atau 16 turnamen dalam setahun,” kata Fajar.
Meski tidak mengikuti turnamen Super 300 di tur Eropa kali ini, Fajar/Rian membuka kemungkinan untuk tampil di turnamen kategori tersebut jika diperlukan untuk menambah poin peringkat atau mencapai kualifikasi World Tour Finals.
“Jika di tengah perjalanan kami membutuhkan poin tambahan untuk peringkat atau untuk lolos ke World Tour Finals, kami bisa saja mengikuti turnamen Super 300 atau Super 500,” tambah Fajar.