Jakarta (RadarYogyakarta.com) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan bahwa bahan pangan dengan harga terjangkau kini tersedia di pasar modern untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga selama bulan Ramadhan 1446 H. Langkah ini dilakukan guna memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang wajar.
Arief menjelaskan bahwa pemerintah bekerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dalam penyelenggaraan pasar murah yang disebut Program Friday Mubarak. Program ini bertujuan untuk mendorong konsumsi masyarakat selama Ramadhan dan memastikan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau di pasar modern.
“Kami memastikan distribusi pangan pokok yang strategis dengan harga yang wajar dan merata. Dengan menggandeng Aprindo, kami ingin memberikan pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok di pasar modern selain di pasar tradisional,” ujar Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/3).
Arief menekankan bahwa kerja sama ini tidak akan mengganggu pasar tradisional, karena kedua jenis pasar tersebut memiliki target konsumen yang berbeda. Di pasar tradisional, pemerintah juga terus melaksanakan operasi pasar untuk menyediakan pangan dengan harga terjangkau.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Aprindo, karena selain pasar tradisional, pasar modern juga berperan dengan memberikan diskon hingga 30 persen, bahkan 50 persen untuk komoditas pangan strategis,” tambahnya.
Meskipun demikian, Arief menegaskan bahwa kehadiran pangan murah di pasar modern tidak akan menggeser pembeli pasar tradisional. Kedua pasar tersebut beroperasi secara bersamaan untuk menjaga kestabilan harga pangan tanpa saling bertentangan.
Lebih lanjut, Arief mengingatkan pentingnya menjaga produksi pangan dalam negeri sebagai prioritas untuk menjaga kestabilan harga. Pemerintah, menurutnya, berkomitmen untuk memastikan harga yang wajar bagi petani dan konsumen sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah juga berusaha menjaga harga pangan stabil di tingkat hulu dan hilir, agar petani dan peternak tidak merugi sekaligus memberikan harga yang adil untuk konsumen.
Meskipun Arief tidak memberikan rincian harga spesifik untuk komoditas pangan di pasar modern, ia memastikan bahwa harga-harga tersebut tidak akan melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Arief juga menyoroti bahwa meskipun negara tetangga, Malaysia, mengalami krisis beras, Indonesia memiliki cadangan beras sebanyak 1,9 juta ton, memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan intervensi pasar yang diperlukan.
Selain itu, Arief menyebutkan bahwa pemerintah juga melibatkan 4.500 gerai PT Pos Indonesia di seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan operasi pasar pangan murah. Operasi pasar ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga yang cenderung fluktuatif selama Ramadhan dan telah dimulai sejak 24 Februari, dengan jadwal berakhir pada 29 Maret 2025.
Komoditas yang tersedia dalam operasi pasar meliputi beras SPHP seharga Rp12.000 per kilogram (HET Rp12.500), bawang putih Rp32.000 per kilogram (HET Rp40.000), daging kerbau beku Rp75.000 per kilogram (HET Rp80.000), gula konsumsi Rp15.000 per kilogram (HET Rp18.500), Minyakita Rp14.700 per liter (HET Rp15.700), dan daging ayam ras Rp34.000 per kilogram (HET Rp40.000), serta komoditas pangan lainnya.
Arief juga mengungkapkan bahwa program ini didukung oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian yang tersebar di 88 titik lokasi di seluruh Indonesia.