Bandung (RadarYogyakarta.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengungkapkan, deflasi sebesar 0,61 persen yang terjadi di provinsi ini pada Februari 2025 dipicu oleh penurunan harga beberapa komoditas, seperti diskon tarif listrik dan turunnya harga bahan hortikultura, seperti cabai dan bawang.
Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa dampak terbesar terhadap deflasi berasal dari penurunan tarif listrik, yang memberikan kontribusi sebesar 0,68 persen. Selain itu, harga cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit turut berperan dalam penurunan inflasi sebesar 0,04 persen masing-masing.
Namun, meskipun deflasi terjadi, Darwis juga mencatat adanya komoditas yang mengalami inflasi, dengan emas perhiasan memberikan andil inflasi terbesar sebesar 0,06 persen, diikuti oleh kenaikan harga bensin sebesar 0,03 persen.
“Seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami deflasi pada bulan Februari 2025 secara month-to-month (mtm). Deflasi terdalam terjadi di Kabupaten Majalengka sebesar 0,97 persen, sedangkan deflasi terkecil tercatat di Kota Tasikmalaya sebesar 0,32 persen,” ujar Darwis di Bandung, Senin (3/3).
Di kabupaten/kota lainnya, deflasi juga tercatat signifikan, seperti Kabupaten Bandung sebesar 0,53 persen, Kabupaten Subang 0,56 persen, Kota Bogor 0,73 persen, Kota Sukabumi 0,35 persen, Kota Bandung 0,73 persen, dan Kota Cirebon 0,73 persen. Sementara itu, Kota Bekasi mengalami deflasi 0,47 persen, dan Kota Depok deflasi sebesar 0,73 persen.
Secara keseluruhan, Jawa Barat tercatat mengalami deflasi bulanan (mtm) sebesar 0,61 persen, inflasi tahunan (yoy) sebesar -0,27 persen, dan deflasi secara tahun kalender (ytd) sebesar -1,29 persen.
Menurut kelompok pengeluaran, deflasi tertinggi terjadi pada Kelompok Bahan Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencapai 0,37 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,11 persen. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga juga mencatatkan deflasi sebesar 4,12 persen, memberikan andil deflasi sebesar 0,65 persen.
Namun, tidak semua sektor mengalami deflasi. Beberapa kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi pada Februari 2025. Kelompok Pakaian dan Alas Kaki mengalami inflasi sebesar 0,05 persen, Kelompok Kesehatan 0,3 persen, Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,18 persen, serta Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,2 persen. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya tercatat mengalami inflasi signifikan sebesar 1,4 persen.