Jakarta (RadarYogyakarta.com) – Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengingatkan perusahaan modal ventura atau investor yang menanamkan dana pada startup digital untuk lebih cermat dalam memantau kondisi perusahaan yang mereka danai. Hal ini penting guna mencegah adanya pemalsuan laporan keuangan dan untuk mendorong perusahaan startup berkembang secara optimal, sambil menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
“Saya berharap, kini perusahaan modal ventura (VC) atau investor lebih memperhatikan kondisi startup digital yang mereka danai. Selama ini, sikap investor cenderung pasif terhadap perkembangan perusahaan yang didanai,” ujar Nailul saat dihubungi RadarYogyakarta.com, Senin (2/2).
Nailul menyampaikan pernyataan ini menyusul dugaan penyalahgunaan laporan keuangan yang terjadi pada salah satu startup, eFishery. Ia menilai, tindakan pemalsuan laporan keuangan (fraud) bisa berdampak buruk terhadap penilaian investor terhadap iklim bisnis startup digital di Indonesia. Hal ini karena valuasi startup yang dihitung sering kali tidak mencerminkan kondisi nyata perusahaan.
Nailul menambahkan bahwa banyak perusahaan digital, khususnya startup, yang masih kesulitan mendapatkan pendanaan. Kejadian fraud semacam ini akan semakin mempersulit mereka untuk memperoleh dana dari investor.
“Fraud ini juga akan menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan digital, yang selama ini dikenal sebagai solusi bagi masalah yang ada di masyarakat,” jelasnya.
Ia menyebutkan, bisnis digital sebelumnya dan hingga saat ini sering dianggap sebagai solusi untuk permasalahan seperti keterbatasan akses pembiayaan melalui perbankan, layanan pinjaman daring, hingga masalah kemacetan di kota besar yang bisa diatasi dengan aplikasi ride-hailing.
Oleh karena itu, Nailul mengimbau agar investor tidak hanya fokus pada penanaman modal, tetapi juga memberikan arahan agar startup digital yang mereka danai tetap berfokus pada misinya untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
“Harapan saya, investor bisa membantu startup untuk berkembang lebih baik, namun tetap tidak melupakan tujuan awal perusahaan tersebut dibentuk, yaitu untuk memberikan solusi bagi masalah yang ada di masyarakat,” tambah Nailul.
Sebelumnya, salah satu investor eFishery mencurigai adanya penyalahgunaan dana perusahaan serta penyelewengan laporan keuangan yang melibatkan dua pendiri eFishery, Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya. Sebagai respons terhadap dugaan tersebut, keduanya telah diturunkan dari jabatan mereka dan sedang menjalani penyelidikan. Perusahaan kemudian menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO sementara, dan Albertus Sasmitra sebagai Chief Financial Officer (CFO).