Jakarta, RadarYogyakarta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya melakukan pembenahan terhadap jalur pemandu disabilitas (guiding block) di kawasan Taman Danau Dampelas, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang sebelumnya menuai kritik publik karena arah pemasangannya justru mengarah ke sungai.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Wiwik Wahyuni, menjelaskan bahwa pihaknya telah merespons laporan masyarakat dan segera memperbaiki instalasi jalur tersebut agar sesuai dengan pedoman teknis yang berlaku.
“Pemasangan guiding block di lokasi itu sudah kami bongkar dan pasang kembali mengikuti standar yang benar, agar penyandang disabilitas, khususnya tunanetra, dapat menggunakannya dengan aman dan nyaman,” ujar Wiwik, Minggu (11/5/2025).
Wiwik menegaskan bahwa guiding block harus dipasang dengan memperhatikan dua jenis ubin berbeda. Ubin pengarah atau garis digunakan sebagai penunjuk arah dan dipasang lurus serta berkesinambungan, sementara ubin peringatan berbentuk bulat titik digunakan sebagai tanda berhenti atau waspada, misalnya di persimpangan atau area yang berpotensi bahaya seperti tangga dan jalan menurun.
“Kesalahan pemasangan bisa menimbulkan risiko keselamatan bagi pengguna. Itulah pentingnya memastikan setiap jalur dipasang sesuai standar teknis,” kata Wiwik kepada RadarYogyakarta.com.
Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah sebuah video viral di TikTok memperlihatkan dua pelajar berseragam Pramuka melakukan simulasi sebagai penyandang tunanetra. Dalam rekaman yang diunggah akun @pararararibambam tersebut, salah satu siswa mengikuti jalur guiding block yang justru membawanya menabrak pinggir sungai.
Kritik keduanya kemudian menyuarakan harapan agar pihak terkait segera memperbaiki jalur tersebut demi keselamatan pengguna, khususnya tunanetra yang sangat bergantung pada jalur pemandu saat berjalan di ruang publik.
Peristiwa ini memunculkan kembali pentingnya pengawasan dalam pembangunan fasilitas publik yang ramah disabilitas. Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan bahwa evaluasi akan dilakukan menyeluruh di berbagai titik fasilitas serupa untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Wiwik juga mengajak masyarakat untuk turut mengawasi dan melaporkan jika menemukan jalur disabilitas yang tidak layak atau membahayakan. “Keterlibatan publik sangat membantu kami dalam menghadirkan fasilitas kota yang inklusif,” pungkasnya.