Kulonprogo, RadarYogyakarta.com – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, minat masyarakat Kulonprogo untuk membeli hewan kurban tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) setempat menyebutkan, kondisi ini terjadi meskipun stok dan kesehatan hewan kurban terpantau dalam kondisi aman dan layak jual.
Kepala DPP Kulonprogo, Drajat Purbadi, menyampaikan bahwa lesunya pembelian hewan kurban diduga dipengaruhi oleh waktu pelaksanaan Iduladha yang bertepatan dengan awal tahun ajaran baru sekolah. Hal ini membuat sebagian masyarakat memprioritaskan kebutuhan pendidikan anak.
“Tahun ini Iduladha jatuh berdekatan dengan masuk sekolah. Masyarakat lebih fokus ke pengeluaran pendidikan, sehingga pembelian kurban ikut terdampak,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Senada dengan itu, Eko Purnomo, seorang pedagang sapi di wilayah Lendah, mengakui tren pembelian hewan kurban tahun ini memang menurun. Meski begitu, ia menyebut penjualan di tempatnya masih terbilang stabil karena mayoritas pembelinya berasal dari lingkungan sekitar.
“Secara umum memang turun. Tapi di tempat saya masih cukup lancar karena konsumennya lokal. Biasanya satu masjid bisa kurban lima ekor, sekarang rata-rata cuma satu atau dua saja,” jelasnya.
Terkait ketersediaan, Eko memastikan stok sapi kurban di lapaknya masih mencukupi. Bahkan, ia mengaku masih bisa melayani pembelian mendadak menjelang hari H, selama jumlahnya tidak terlalu banyak.
“Kalau beli satu atau dua ekor secara dadakan, insyaallah masih ada,” tambahnya.
Sementara itu, DPP Kulonprogo melalui tim kesehatan hewan (Keswan) terus melakukan pemeriksaan rutin terhadap hewan kurban yang dijual di berbagai titik. Hingga saat ini, belum ditemukan adanya kasus penyakit seperti antraks, penyakit mulut dan kuku (PMK), maupun infeksi lainnya.
“Sejauh ini semua hewan yang kami pantau dalam kondisi sehat. Pemeriksaan masih terus berjalan di wilayah utara maupun selatan,” ujar Drajat.
Ia juga menegaskan bahwa stok hewan kurban di Kulonprogo relatif mencukupi dan tidak ada kelangkaan. Baik kambing maupun sapi tersedia dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Terkait harga, Drajat menyebut telah terjadi kenaikan menjelang Iduladha. Harga sapi naik antara Rp500.000 hingga Rp1 juta, sedangkan harga kambing mengalami kenaikan ratusan ribu rupiah tergantung ukuran dan jenisnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, DPP juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk para takmir masjid, terkait tata cara penyembelihan dan penanganan hewan kurban yang sesuai standar kesehatan.
“Kami diundang oleh kalurahan maupun takmir masjid sebagai narasumber untuk edukasi seputar kurban. Ini sudah jadi agenda tahunan kami,” pungkasnya.