Yogyakarta (RadarYogyakarta.com) – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan bahwa pasokan elpiji 3 kilogram (kg) di wilayahnya dalam keadaan aman dan memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang tetap stabil.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, mengungkapkan bahwa fenomena aliran elpiji 3 kg ke wilayah perbatasan Jawa Tengah yang sebelumnya sempat terjadi, kini tidak lagi berlangsung. Hal ini dikarenakan harga yang lebih seimbang antara wilayah, dan stok elpiji tetap terjaga dengan pasokan yang cukup.
“Pengawasan yang terus dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada pengurangan pasokan. Kami pastikan stok elpiji tetap aman dan stabil,” ujarnya di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (5/2).
Pemda DIY bekerja sama dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY untuk mengawasi secara ketat distribusi elpiji di seluruh wilayah. Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk menjaga harga tetap terkendali.
“Kami bersepakat untuk menghindari fluktuasi harga yang terlalu tinggi, dan berusaha untuk menjaga harga sesuai dengan kesepakatan yang ada,” tambah Beny.
Terkait kebijakan baru yang menaikkan status pengecer elpiji 3 kg menjadi subpangkalan, Beny meminta agar seluruh proses perizinan dilakukan secara transparan tanpa adanya pungutan liar. “Setiap tarif yang diberlakukan harus sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Jika ada pungutan di luar ketentuan, itu bisa menimbulkan masalah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati, menambahkan bahwa berdasarkan pengawasan di lapangan, distribusi elpiji bersubsidi di DIY masih berjalan normal dengan penjualan yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Baru-baru ini, HET gas melon di DIY disesuaikan dari Rp15.500 menjadi Rp18.000 per tabung. Penjualan di pangkalan masih sesuai dengan aturan yang ada, dan kami terus melakukan pengawasan untuk memastikan hal ini,” kata Yuna.
Menurut data dari Hiswana Migas DIY, kuota distribusi elpiji 3 kg di DIY sekitar 165 ribu tabung per hari. Terdapat 104 agen dan sekitar 7.500 pangkalan yang tersebar di seluruh wilayah DIY, sehingga pasokan yang ada dapat mencakup kebutuhan konsumen dengan harga yang telah ditetapkan, yaitu Rp 18.000 per tabung.
Ketua Bidang Elpiji Hiswana Migas DIY, Iwan Setiawan, juga menyebutkan adanya sedikit peningkatan permintaan yang dipicu oleh kecemasan masyarakat. Namun, di DIY, fenomena “panic buying” tidak terjadi, dan alokasi pasokan elpiji di pangkalan-pangkalan yang ada di berbagai rayon dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Alhamdulillah, di DIY kami tidak mengalami ‘panic buying’ yang signifikan, dan kebutuhan elpiji masih bisa kami penuhi dengan alokasi yang ada,” ujar Iwan.