• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Pasang Iklan
Senin, 18 Agu 2025
Radar Yogyakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Yogyakarta
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Opini
  • Lainnya
    • Teknologi
    • Finance
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
  • Home
  • Nasional
  • Yogyakarta
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Opini
  • Lainnya
    • Teknologi
    • Finance
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
No Result
View All Result
Radar Yogyakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Yogyakarta
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Kriminal
  • Viral
  • Opini
  • Lainnya

Psikolog: Luka Mental Bukan Bahan Lelucon, Masyarakat Diminta Lebih Empati

Lutfi Novrida Setiasih by Lutfi Novrida Setiasih
02 Jun 2025
in Kesehatan
Psikolog: Luka Mental Bukan Bahan Lelucon, Masyarakat Diminta Lebih Empati

Psikolog Klinis UPTD PPA Kota Kendari Astri Yunita (ANTARA/HO-Psikolog Klinis UPTD PPA Kendari)

0
SHARES
4
VIEWS

Kendari, RadarYogyakarta.com – Rendahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental dinilai masih menjadi persoalan serius di tengah meningkatnya kasus gangguan psikologis di berbagai daerah. Hal ini disampaikan Psikolog Klinis dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Kendari, Astri Yunita, saat ditemui pada Senin (2/6/2025).

Astri mengungkapkan bahwa respons sebagian masyarakat terhadap kasus-kasus kesehatan mental kerap kali minim empati, bahkan tak jarang dijadikan bahan candaan atau gosip. Menurutnya, sikap tersebut menunjukkan kurangnya kesadaran terhadap dampak serius dari luka psikologis.

“Luka mental itu nyata dan tidak bisa dianggap sepele. Sayangnya, masih banyak yang memperlakukannya seperti lelucon atau drama. Padahal ini bukan konsumsi ringan untuk diperbincangkan sembarangan,” tegas Astri.

Ia menjelaskan, penderitaan psikologis kerap kali lebih menyakitkan daripada luka fisik karena sifatnya yang tidak kasat mata. Dampaknya bisa mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, hingga menjalani kehidupan sehari-hari.

“Kalau luka fisik bisa sembuh dengan waktu dan pengobatan, luka batin kadang terus membekas. Tidak kelihatan, tapi terasa menyiksa,” ungkapnya.

BeritaTerkait

Czech-In for Change: Gender Mahardika Yogyakarta dan Czech Aid Hadirkan Ruang Belajar HKSR bagi Remaja DIY

Mengapa Edukasi Obat Perlu Dimulai dari Rumah

Pentingnya Merawat Kulit Sensitif Bayi dengan Pendekatan Microbiome di Iklim Tropis

Astri menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif agar tragedi yang menyangkut kondisi mental tidak lagi dipandang sebelah mata. Setiap komentar sembrono, kata dia, dapat memperburuk keadaan seseorang yang tengah berada dalam situasi krisis.

“Kita tidak pernah tahu seberapa dalam luka yang mereka alami. Kadang mereka bukan ingin mengakhiri hidup, tapi hanya ingin berhenti dari rasa sakit yang mereka tanggung,” katanya.

Untuk itu, Astri mengajak masyarakat membentuk lingkungan yang lebih ramah dan bebas stigma terhadap penderita gangguan mental. Edukasi publik, menurutnya, merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menciptakan ruang sosial yang aman dan suportif.

“Empati kita bisa menciptakan harapan bagi mereka yang sedang berjuang dalam diam. Dan harapan itu bisa menjadi penyelamat,” ujarnya.

Ia menutup dengan imbauan agar penderitaan batin tidak lagi dijadikan bahan hiburan atau komentar sembrono. “Kesadaran kolektif harus dibangun, dan semuanya dimulai dari cara kita berbicara dan merespons,” pungkasnya.

Tags: empati masyarakatkesehatan mentalkurangnya kesadaran terhadap dampak serius dari luka psikologis
ShareSendSharePin
Lutfi Novrida Setiasih

Lutfi Novrida Setiasih

Editor dan wartawan berpengalaman di Radar Yogyakarta, dikenal karena dedikasinya dalam menyajikan berita akurat dan informatif bagi pembaca

Berita Terkait

Czech-In for Change: Gender Mahardika Yogyakarta dan Czech Aid Hadirkan Ruang Belajar HKSR bagi Remaja DIY

Czech-In for Change: Gender Mahardika Yogyakarta dan Czech Aid Hadirkan Ruang Belajar HKSR bagi Remaja DIY

16 Jun 2025
Mengapa Edukasi Obat Perlu Dimulai dari Rumah

Mengapa Edukasi Obat Perlu Dimulai dari Rumah

03 Jun 2025
Pentingnya Merawat Kulit Sensitif Bayi dengan Pendekatan Microbiome di Iklim Tropis

Pentingnya Merawat Kulit Sensitif Bayi dengan Pendekatan Microbiome di Iklim Tropis

15 Mei 2025
Load More
Next Post
Debut Jadi Produser, Marcel Chandrawinata Angkat Film Horor “The Dark House” ke Layar Lebar

Debut Jadi Produser, Marcel Chandrawinata Angkat Film Horor "The Dark House" ke Layar Lebar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

  • Cara Merawat Trotolan Murai Biar Fighter

    15 Tips Cara Merawat Trotolan Murai Biar Fighter

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Kopi Khas Jogja ini Wajib Banget Kamu Coba!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 50+ Daftar Nama Kampus di Jogja, Lengkap Universitas sampai Institut!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Pilihan SD Swasta Terbaik di Jogja, Mana Favoritmu?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Czech-In for Change: Gender Mahardika Yogyakarta dan Czech Aid Hadirkan Ruang Belajar HKSR bagi Remaja DIY

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Limasan Klampok, Resto Klasik Jawa yang Instagrammable!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Seedbacklink
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2025 Radar Yogyakarta - All rights reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Yogyakarta
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Kriminal
  • Viral
  • Opini
  • Teknologi
  • Finance
  • Otomotif
  • Wisata
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright © 2025 Radar Yogyakarta - All rights reserved