Radaryogyakarta.com – Duka mendalam menyelimuti dunia penerbangan internasional setelah sebuah pesawat milik maskapai nasional Air India jatuh di dekat Bandara Ahmedabad, Gujarat, Kamis siang waktu setempat. Otoritas India telah mengonfirmasi bahwa seluruh penumpang dan awak pesawat—sebanyak 242 jiwa—tewas dalam insiden tragis tersebut.
Pesawat nahas tersebut merupakan jenis Boeing 787 Dreamliner, salah satu varian pesawat komersial paling modern yang selama ini dikenal memiliki reputasi tinggi dalam keamanan dan efisiensi bahan bakar. Ironisnya, insiden ini menjadi kecelakaan fatal pertama yang melibatkan Boeing 787 sejak diluncurkan perdana pada 2009.
Detik-detik Kecelakaan: Dugaan Awal Mengarah ke Serangan Burung
Menurut laporan dari portal berita India ABP, pesawat jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Ahmedabad, menyisakan kepanikan di area sekitar bandara. Beberapa saksi mata melaporkan mendengar suara ledakan keras di langit, diikuti kobaran api besar yang terlihat dari kejauhan.
Meskipun penyelidikan resmi masih berlangsung, sejumlah pakar aviasi menduga tabrakan dengan kawanan burung saat proses lepas landas menjadi penyebab awal kecelakaan tersebut. Serangan burung dikenal sebagai ancaman serius bagi keselamatan penerbangan, terlebih pada fase lepas landas yang sangat krusial.
“Kita masih menunggu laporan resmi dari Komite Investigasi Penerbangan Sipil. Namun indikasi awal menunjukkan adanya gangguan mendadak pada sistem mesin akibat serangan burung,” ujar seorang analis penerbangan India kepada Indian Express.
Tak Ada Yang Selamat, Dunia Berkabung
Konfirmasi resmi tentang tidak adanya korban selamat disampaikan oleh Kepolisian Gujarat beberapa jam setelah kejadian. “Tim evakuasi telah mencapai lokasi kecelakaan. Dengan sangat menyesal kami umumkan bahwa seluruh 242 orang di dalam pesawat, termasuk dua pilot dan sepuluh awak kabin, meninggal dunia di tempat,” kata Komisaris Polisi Ahmedabad dalam pernyataan resminya.
Kabar ini memicu gelombang duka dan simpati dari berbagai penjuru dunia. Tagar #PrayForAirIndia menjadi trending topic di media sosial, sementara berbagai pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa atas tragedi ini.
Boeing dan Air India Didesak Bertanggung Jawab
Sebagai produsen pesawat, Boeing langsung menyatakan komitmennya untuk bekerja sama penuh dalam proses investigasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) India. Sementara itu, manajemen Air India menghadapi tekanan publik yang besar untuk memberikan penjelasan rinci atas kondisi pesawat sebelum penerbangan.
Pakar penerbangan global menyebut bahwa meskipun Boeing 787 memiliki catatan keselamatan yang nyaris sempurna, faktor teknis atau kelalaian operasional tak bisa diabaikan begitu saja. “Tidak ada pesawat yang sempurna. Namun ketika tragedi sebesar ini terjadi, transparansi dan evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan,” ujar John Wallace, analis penerbangan internasional berbasis di London.
Boeing 787: Catatan Hitam Pertama Setelah 15 Tahun
Hingga sebelum kecelakaan ini, Boeing 787 atau Dreamliner tercatat hanya mengalami 170 insiden ringan tanpa korban jiwa sejak pertama kali mengudara pada tahun 2009. Artinya, tragedi Kamis ini menjadi catatan kelam pertama yang mencoreng reputasi salah satu pesawat tercanggih di dunia tersebut.
Dalam dunia penerbangan modern, hal ini tentu menjadi pengingat bahwa keselamatan tetap menjadi tantangan utama yang tak boleh diabaikan meski teknologi semakin maju. Industri aviasi global kini menanti hasil investigasi final yang diharapkan bisa memberikan kejelasan sekaligus peringatan bagi seluruh operator penerbangan.