Jakarta (RadarYogyakarta.com) – Fenomena “lupa berkedip” menjadi isu penting di era digital saat ini, terutama mengingat tingginya waktu yang dihabiskan masyarakat Indonesia untuk menatap layar. Laporan dari Backlinko pada 2024 menunjukkan bahwa rata-rata waktu menatap layar atau “screen time” masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari, yang berdampak pada penurunan frekuensi berkedip.
Dokter spesialis mata dari Universitas Indonesia, Dr. Nina Asrini Noor, SpM, memperingatkan dampak buruk kebiasaan tersebut terhadap kesehatan mata. Menurutnya, normalnya seseorang berkedip belasan kali dalam satu menit. Namun, saat menatap layar, frekuensi berkedip bisa berkurang drastis hingga kurang dari lima kali per menit.
“Berkedip adalah mekanisme alami untuk menjaga kelembapan mata dengan mendistribusikan air mata secara merata. Ketika frekuensi kedipan berkurang, mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup,” jelas Nina dalam konferensi pers di Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu.
Akibatnya, lanjut Nina, mata akan mengalami kekeringan atau yang biasa dikenal dengan gejala dry eye atau mata kering. Gejala ini muncul akibat ketidakseimbangan pada mekanisme pelumasan mata, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan hingga peradangan pada permukaan mata.
Untuk mencegah mata kering, Nina menyarankan latihan kedipan mata yang tepat (blinking exercise). “Latihan kedipan ini cukup sederhana, cukup pastikan kelopak mata atas dan bawah bertemu sempurna,” ujarnya. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan frekuensi berkedip yang normal.
Selain itu, Nina mengimbau untuk memberi jeda setiap 15 hingga 20 menit ketika menatap layar, diikuti dengan latihan menutup mata secara sempurna selama dua hingga tiga detik, kemudian melakukan dua kedipan normal. Langkah-langkah tersebut dapat membantu menjaga kelembapan mata serta melindungi dari efek buruk penggunaan perangkat digital secara berlebihan.
Nina juga menekankan pentingnya hidrasi tubuh yang cukup untuk mendukung kesehatan mata. “Minum cukup air sangat berpengaruh pada kondisi mata yang sehat,” tambahnya.
Sebagai tambahan, kompres hangat juga dapat membantu meredakan gejala mata kering. “Kompres hangat sangat dianjurkan untuk mengatasi mata kering. Namun, kompres dingin bisa digunakan untuk mata yang lelah, bukan untuk mata kering,” ujar Nina.
Jika gejala mata kering tidak kunjung membaik atau semakin parah, Nina menyarankan agar segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.