Jakarta (RadarYogyakarta.com) – Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) mengangkat sejumlah masalah yang masih menghantui anak-anak dan perempuan Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar di Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, GWS menyoroti isu-isu krusial seperti kekerasan terhadap perempuan, stunting, dan minimnya akses perempuan terhadap modal usaha serta teknologi.
Ketua Umum GWS, Giwo Rubianto, dalam pernyataannya pada Jumat (15/3), mengungkapkan bahwa Komnas Perempuan mencatat sebanyak 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan di tahun 2023. Selain itu, masalah stunting di Indonesia juga masih tinggi, dengan angka mencapai 21,5 persen berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, yang jauh dari target yang ditetapkan pemerintahan sebelumnya.
Kekerasan dan Stunting: Dua Isu Utama yang Ditekankan
Giwo menyoroti kekerasan terhadap perempuan dan masalah gizi buruk yang memengaruhi banyak anak-anak di Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa perempuan masih menghadapi kendala besar dalam mengakses modal dan teknologi yang diperlukan untuk pengembangan usaha. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, lebih dari 60 persen UMKM di Indonesia dimiliki oleh perempuan, namun banyak di antaranya yang kesulitan dalam mengakses pembiayaan, pemasaran, dan teknologi.
“Peran perempuan sangat penting dalam menciptakan kesejahteraan berkelanjutan di tengah tantangan global yang semakin kompleks,” kata Giwo.
Pemberdayaan Perempuan Lewat Edukasi dan Kewirausahaan
Dalam Rakernas ini, GWS mengangkat tema “Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan yang Mandiri Secara Ekonomi Melalui Edukasi dan Kewirausahaan”. Giwo mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi berbagai hambatan yang ada, seperti kesetaraan gender, kekerasan terhadap perempuan, serta pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, terutama menjelang Generasi Emas 2045.
Giwo menekankan bahwa organisasi perempuan harus mendukung pemerintah dengan upaya nyata, seperti memberikan pelatihan kewirausahaan, pengembangan keterampilan, program inkubasi bisnis, serta pemanfaatan teknologi informasi dan pemasaran digital. Selain itu, GWS juga akan memperkuat jejaring sosial dan komunitas perempuan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Ketahanan Ekonomi Perempuan
GWS, yang memiliki anggota di berbagai provinsi hingga cabang tingkat bawah, percaya bahwa dengan membekali perempuan dengan keterampilan kewirausahaan yang solid, akan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Giwo berharap Rakernas ini dapat menghasilkan solusi inovatif dan strategis untuk mengatasi kesenjangan sosial yang masih ada dan mengembangkan program pemberdayaan perempuan yang lebih efektif, khususnya di tingkat akar rumput.
Komitmen GWS untuk Pemberdayaan Perempuan di Indonesia
Selain itu, Giwo menekankan bahwa pendidikan formal dan non-formal sangat penting untuk mendukung pemberdayaan perempuan dari berbagai latar belakang, termasuk generasi muda dan perempuan yang terpinggirkan. Rakernas ini menjadi momen penting bagi GWS untuk memperkuat komitmennya dalam memberdayakan perempuan di seluruh Indonesia dengan fokus pada keterampilan kewirausahaan dan pendidikan yang merata.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, GWS berharap dapat menciptakan perubahan signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan dan keluarga di Indonesia.