Sleman (RadarYogyakarta.com) – Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menegaskan bahwa tradisi nyadran yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat di wilayahnya merupakan bentuk pelestarian budaya serta sarana mempererat hubungan sosial antarwarga.
Menurut Danang, kegiatan nyadran ini menjadi salah satu cara masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan di tengah dinamika perkembangan zaman. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri kirab budaya dan tradisi nyadran yang digelar warga Padukuhan Beran Kidul pada Minggu (23/2).
“Kegiatan nyadran ini adalah salah satu wujud dari nguri-nguri kabudayaan atau upaya menjaga dan melestarikan tradisi yang sudah ada. Hal ini penting, apalagi di tengah perubahan zaman yang terus berkembang,” ujar Danang.
Ia juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Padukuhan Beran Kidul yang dengan penuh semangat menyelenggarakan kirab budaya dan melestarikan tradisi nyadran. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian kebudayaan lokal, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi antarwarga, membangun kerukunan, serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan gotong royong.
“Semoga kegiatan seperti ini membawa berkah bagi warga, terlebih karena ini juga merupakan salah satu cara untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan,” tambahnya.
Tradisi nyadran sendiri merupakan salah satu budaya Jawa yang diadakan untuk menyambut bulan Ramadhan. Ini merupakan perpaduan antara budaya Jawa dan Islam yang bertujuan untuk menghormati para leluhur, melestarikan tradisi yang diwariskan turun-temurun, serta mengucapkan rasa syukur atas berkah yang diterima.
Ketua Panitia Kirab Budaya dan Nyadran Padukuhan Beran Kidul, Tulus Tumadi, menambahkan bahwa selain kirab budaya dan nyadran, warga Padukuhan Beran Kidul juga melaksanakan rangkaian kegiatan lain, seperti merti dusun dan bersih-bersih makam. Tulus berharap, kegiatan ini bisa terus dilaksanakan setiap tahunnya, khususnya sebagai bagian dari penyambutan bulan Ramadhan.